Sumber: bola.liputan6.com |
Suatu timnas atau klub sepak bola di manapun biasanya menghindari untuk merekrut pesepakbola temperamen karena dianggap akan merugikan tim dan sering memperkeruh suasana. Pesepakbola temperamen cenderung mudah terprovokasi atau malah suka memprovokasi. Pemain tersebut cenderung agresif dan mudah mendapatkan kartu dari wasit. Tapi, dalam sepak bola modern, pesepakbola temperamen tapi punya potensi justru jadi rebutan klub dan dibutuhkan timnas pula. Kenapa bisa demikian?
1. Pesepakbola Temperamen Umumnya Memiliki Kengototan dan Daya Juang Lebih
Tidak bisa dipungkiri, karakter emosian pesepakbola temperamen jika bisa dikendalikan justru menjadi energi positif yang luar biasa, baik bagi individu maupun tim. Pesepakbola tersebut biasanya memiliki kengototan, agresif dalam arti positif, dan daya juang lebih, di atas pesepakbola lainnya. Ketika tim sedang berjuang di lapangan, pemain dalam keadaan frustasi, rekan setim sudah kurang bergairah, maka penyemangat muncul dari pesepakbola temperamen yang ada di tim tersebut. Tapi, jika tidak bisa dikendalikan, pesepakbola temperamen justru malah membuat tim makin frustasi. Dalam hal ini, peran tim pelatih sangat dibutuhkan untuk mengendalikan karakter temperamennya ke arah yang positif.
2. Pesepakbola Temperamen Umumnya Lebih Bertenaga, Bernyali Besar, dan Stamina Ok
Pesepakbola temperamen umumnya punya tenaga yang lebih kuat dan stamina di atas rata-rata. Postur boleh kecil, tapi cenderung kokoh dan tidak takut duel melawan pemain lawan yang posturnya jauh lebih besar. Contoh: Wayne Rooney. Posturnya cenderung pendek untuk ukuran Eropa, tapi tangguh dalam duel satu lawan satu, bertenaga, punya kecepatan dan stamina yang ok. Sempat sulit dikendalikan, tapi seiring bertambahnya usia, terlihat lebih matang dan temperamennya bisa dikendalikan. Pemain seperti ini biasanya menginspirasi dan memotivasi pemain lain untuk selalu tangguh.
3. Banyak Pesepakbola Temperamen yang Justru Menjadi Kapten Tim
Seiring bertambahnya usia, banyak pesepakbola temperamen yang justru memiliki jiwa kepemimpinan tinggi dan dipilih untuk menjadi kapten. Biasanya dengan menjadi kapten, akan ada tanggung jawab yang lebih tinggi untuk mengendalikan ego dan temperamennya,dan mengarahkannya ke arah yang positif, untuk membimbing junior-juniornya. Contoh: Roy Keane kapten MU era 90-an.
4. Pesepakbola Temperamen Biasanya Jago Beladiri
Contoh nyata adalah sosok striker raksasa Ibrahimovic dikenal ngotot, bertenaga, temperamen, n jago beladiri (taekwondo sabuk hitam). Sementara Rooney yg berpostur lbh pendek namun gempal, juga dikenal temperamen n menguasai olahraga tinju. Kl mnrt sy memang dasarnya org tsb bernyali tinggi. Org yg temperamen pasti bernyali besar, begitupun org yg ahli beladiri jg bernyali besar. Tp memang tdk semua org yg jago beladiri pny temperamen yg tinggi. Justru smkn ahli beladiri, smkn profesional pesepakbola karakter temperamen justru hrs bs dikendalikan.
Yang jadi pertanyaan, apakah temperamen tersebut dapat dihilangkan total? Setahu saya, yang namanya karakter itu sudah dari sononya, ada faktor genetik juga, sehingga sulit untuk diubah, yang paling memungkinkan adalah karakter tersebut berupaya untuk dikendalikan dan diarahkan ke hal-hal yang positif. Untuk itu, dalam suatu tim diperlukan juga tim psikolog, psikiater, motivator, dan penasihat spiritual (atau apapun namanya) untuk memantau kepribadian, mental, dan spiritual para pemain dan ofisial tim, mengingat mereka bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi, sehingga rentan stres dan depresi.
Silakan mampir juga ke blog saya yg kedua (ttg kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (ttg masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜