Sumber: Kompasiana.com |
Musim peralihan seperti saat ini (bln Oktober 2017) dan puncak musim hujan (kmgkn Desember-Januari thn depan) adalah kondisi cuaca yang paling diwaspadai oleh pesepakbola lapangan (outdoor). Bukan masalah hujan lebatnya atau genangan air di lapangan yang menghambat pertandingan (itu akan teratasi secara otomatis jika sistem drainasenya bagus), melainkan petir. Ya, petir, kalau berkumpul menjadi suatu badai petir yang dahsyat, banyak yang menyebutnya sang cambuk malaikat, ada juga yang menyebut Thor lagi ngamuk, merupakan fenomena alam ekstrem yang bisa membahayakan nyawa manusia. Banyak manusia yang tewas tersambar petir akibat ketidaktahuan manusia akan bahaya petir. Banyak pesepakbola (terutama yang bukan pro) yang kurang mewaspadai hal tersebut, padahal sambaran petir sewaktu-waktu mengincar pemain yang tetap bersikukuh bertanding di lapangan. Padahal, ada kejadian di pertandingan internasional, stadion sudah dipasang penangkal petir, tapi tetap saja petir menyambar ke arah bawah lapangan, mengakibatkan para pemain dari kedua tim bertumbangan secara bersamaan. Belum lagi pul sepatu beberapa pemain yang masih ada unsur logamnya, mempermudah sambaran tersebut. Tapi, untuk generasi terbaru, sepatu dengan pul logam mulai dihilangkan, karena dianggap membahayakan jika terjadi benturan. Saya rasa FIFA sebagai organisasi sepak bola tertinggi di dunia beserta anak buahnya harus lebih memperhatikan hal-hal tersebut yang masih saja dianggap sepele dalam suatu pertandingan. Bisa dikatakan, cuaca buruk dan esktrem merupakan force majeure, suatu keadaan darurat di luar kemampuan manusia, yang tidak membuat pertandingan dihentikan, ditunda, atau mungkin dialihkan. Perlu ada pengetahuan khusus akan hal-hal seperti ini.
Walaupun sudah dipasang penangkal petir, hal tsb tdk jd jaminan. Sumber: kaltim.tribunnews.com |
Menghadapi kondisi alam yang tidak bersahabat, satu-satunya cara adalah menunda pertandingan hingga badai petir berhenti, jikalau masih tidak berhenti, harus dijadwal ulang pertandingannya. Ini bukan masalah yang sepele, melainkan keadaan darurat (force majeure) sehingga sangat berisiko jika dilakukan pertandingan. Atau kalau mau nyeleneh, sudah saja atap stadionnya ditutup, itu jauh lebih aman, walaupun harus ada anggaran khusus untuk buat atap stadion yang bisa dibuka tutup secara otomatis. Tapi, esensi pertandingan lapangan (outdoor) jadi hilang, berganti menjadi pertandingan indoor hehe..
Silakan mampir juga ke blog saya yg kedua (ttg kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (ttg masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜