Awal April 2020 telah tiba, penyebaran virus korona di Indonesia baru memasuki fase awal. Para ilmuwan memprediksi bahwa fase puncak (kritis) terjadi mulai minggu kedua April sampai Mei 2020. Seperti halnya memprediksi skor pertandingan sepak bola, prediksi bisa tepat bisa meleset. Begitupula dengan prediksi fase puncak penyebaran virus korona di Indonesia, bisa tepat, bisa pula diperpanjang, atau ada keajaiban (semoga), lebih awal dari prediksi. Namun, ilmuwan sudah memperingatkan pemerintah bahwa prediksi akan sia-sia jika tidak dibarengi langkah tegas untuk mencegah penyebaran virus korona lebih luas.
Aturan hukum tentang masalah ini sudah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pemerintah sebenarnya sudah melakukan langkah-langkah dasar untuk mengatasinya. Beberapa langkah-langkah dasar diambil mulai anjuran melakukan:
1. Social/physical distancing. Berlaku juga dalam berkendara, misal mobil sedan dengan 4 penumpang sekarang hanya boleh 3 penumpang (1 supir di kursi depan kanan & 2 penumpang lain di kursi belakang sisi kiri & kanan), motor hanya untuk 1 penumpang, dan sebagainya
2. Penggunaan masker (sakit maupun sehat), disinfektan, hand sanitizer, serta Alat Pelindung Diri (khusus tenaga medis dan sejenisnya)
3. Bekerja/belajar/beribadah di rumah saja
4. Pembatasan & penutupan fasilitas publik secara bertahap
5. Pembatasan & penutupan akses masuk suatu wilayah/kota secara bertahap
6. Larangan mudik untuk tahun ini.
Langkah tersebut diatur dalam pasal 1 UU poin 11 Nomor 6 Tahun 2018 yang menjelaskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yaitu pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah penyebaran penyakit dan kontaminasi. Hal ini diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB. dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Bisa dikatakan PP tersebut sebagai pedoman lebih lanjut pelaksanaan PSBB khusus wabah Covid-19, terutama untuk diterapkan di daerah.
Bagi yang melanggar (terutama tetap berkerumun), siap-siap dikenakan:
1. UU Nomor 6 Tahun 2018 pasal 93: setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan dan menghalangi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan dapat dipidana maksimal 1 tahun penjara dan/ denda maksimal Rp. 100 juta
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pasal 212: tidak mengindahkan petugas berwenang dapat dipidana maksimal 1 tahun 4 bulan penjara. Padahal telah diperingatkan sebelumnya
Pasal 216: menghalang-halangi pihak berwenang bertugas diancam pidana maksimal 4 bulan 2 minggu
Pasal 218: tetap ngeyel berkerumun setelah diperingatkan diancam pidana maksimal 4 bulan 2 minggu.
Tentunya tidak sebatas melawan polisi, tetapi juga kabur dari ruang isolasi, menolak dites korona, pengusaha yang membandel mendatangkan kerumunan, menyelenggarakan hajatan, sampai mengancam tenaga medis merupakan bentuk pelanggaran hukum juga.
Namun, langkah-langkah tersebut dinilai masih kurang efektif jika tidak dilakukan karantina wilayah. Bagaimanapun lalu lalang orang dalam satu RT saja terkadang tidak bisa dikendalikan. Mungkin untuk warga aslinya tidak masalah, tapi bagaimana pengawasan terhadap warga setempat yang rutin ke luar kota, pedagang dari luar RT tersebut, maupun perantau yang mudik ke daerah tersebut? Tentunya agak riskan juga.
Karantina wilayah merupakan lingkup terluas. Ada beberapa macam karantina berdasarkan pasal 1 poin 8, 9, dan 10 UU Nomor 6 Tahun 2018:
1. Karantina rumah: pembatasan dalam lingkup terkecil, yaitu rumah penghuni saja (akibat penghuni terinfeksi gejala yang masih ringan) agar penghuni tidak keluar rumah. Bisa disebut isolasi secara mandiri walau mendapat pengawasan dari pihak berwenang terdekat
2. Karantina rumah sakit: pembatasan dalam lingkup rumah sakit akibat pasien terinfeksi dan gejalanya cukup serius mengharuskan dirawat serta diisolasi di rumah sakit
3. Karantina wilayah (local lockdown): pembatasan dalam lingkup penduduk suatu wilayah dan menutup akses masuk dari luar. Dalam keadaan tersebut, warga tidak boleh keluar kecuali benar-benar mendesak.
Untuk karantina rumah dan rumah sakit, baik pemerintah pusat maupun daerah cukup kompak menerapkannya. Namun, untuk karantina wilayah terjadi perbedaan persepsi yang membuat seolah-olah pemerintah daerah bertindak sendiri tanpa menunggu instruksi. Contoh: karantina wilayah di Tegal selama beberapa bulan. Di samping itu, tradisi mudik Lebaran pun tidak dilarang, hanya himbauan saja untuk tidak mudik dan waktunya bergeser lebih awal menjadi mudik dini. Tentunya, mereka yang nekat mudik sudah pasti statusnya menjadi ODP (Orang Dalam Pengawasan), wajib mengisolasi diri selama 14 hari, dan diawasi pihak berwenang terdekat. Lalu, warga setempat menjadi mudah curiga terhadap pendatang (dikhawatirkan menyebarkan virus). Tentunya pemerintah harus memperhatikan potensi konflik.
Aturan hukum tentang masalah ini sudah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pemerintah sebenarnya sudah melakukan langkah-langkah dasar untuk mengatasinya. Beberapa langkah-langkah dasar diambil mulai anjuran melakukan:
1. Social/physical distancing. Berlaku juga dalam berkendara, misal mobil sedan dengan 4 penumpang sekarang hanya boleh 3 penumpang (1 supir di kursi depan kanan & 2 penumpang lain di kursi belakang sisi kiri & kanan), motor hanya untuk 1 penumpang, dan sebagainya
2. Penggunaan masker (sakit maupun sehat), disinfektan, hand sanitizer, serta Alat Pelindung Diri (khusus tenaga medis dan sejenisnya)
3. Bekerja/belajar/beribadah di rumah saja
4. Pembatasan & penutupan fasilitas publik secara bertahap
5. Pembatasan & penutupan akses masuk suatu wilayah/kota secara bertahap
6. Larangan mudik untuk tahun ini.
Langkah tersebut diatur dalam pasal 1 UU poin 11 Nomor 6 Tahun 2018 yang menjelaskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yaitu pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah penyebaran penyakit dan kontaminasi. Hal ini diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB. dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Bisa dikatakan PP tersebut sebagai pedoman lebih lanjut pelaksanaan PSBB khusus wabah Covid-19, terutama untuk diterapkan di daerah.
Bagi yang melanggar (terutama tetap berkerumun), siap-siap dikenakan:
1. UU Nomor 6 Tahun 2018 pasal 93: setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan dan menghalangi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan dapat dipidana maksimal 1 tahun penjara dan/ denda maksimal Rp. 100 juta
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pasal 212: tidak mengindahkan petugas berwenang dapat dipidana maksimal 1 tahun 4 bulan penjara. Padahal telah diperingatkan sebelumnya
Pasal 216: menghalang-halangi pihak berwenang bertugas diancam pidana maksimal 4 bulan 2 minggu
Pasal 218: tetap ngeyel berkerumun setelah diperingatkan diancam pidana maksimal 4 bulan 2 minggu.
Tentunya tidak sebatas melawan polisi, tetapi juga kabur dari ruang isolasi, menolak dites korona, pengusaha yang membandel mendatangkan kerumunan, menyelenggarakan hajatan, sampai mengancam tenaga medis merupakan bentuk pelanggaran hukum juga.
Namun, langkah-langkah tersebut dinilai masih kurang efektif jika tidak dilakukan karantina wilayah. Bagaimanapun lalu lalang orang dalam satu RT saja terkadang tidak bisa dikendalikan. Mungkin untuk warga aslinya tidak masalah, tapi bagaimana pengawasan terhadap warga setempat yang rutin ke luar kota, pedagang dari luar RT tersebut, maupun perantau yang mudik ke daerah tersebut? Tentunya agak riskan juga.
|
1. Karantina rumah: pembatasan dalam lingkup terkecil, yaitu rumah penghuni saja (akibat penghuni terinfeksi gejala yang masih ringan) agar penghuni tidak keluar rumah. Bisa disebut isolasi secara mandiri walau mendapat pengawasan dari pihak berwenang terdekat
2. Karantina rumah sakit: pembatasan dalam lingkup rumah sakit akibat pasien terinfeksi dan gejalanya cukup serius mengharuskan dirawat serta diisolasi di rumah sakit
3. Karantina wilayah (local lockdown): pembatasan dalam lingkup penduduk suatu wilayah dan menutup akses masuk dari luar. Dalam keadaan tersebut, warga tidak boleh keluar kecuali benar-benar mendesak.
Untuk karantina rumah dan rumah sakit, baik pemerintah pusat maupun daerah cukup kompak menerapkannya. Namun, untuk karantina wilayah terjadi perbedaan persepsi yang membuat seolah-olah pemerintah daerah bertindak sendiri tanpa menunggu instruksi. Contoh: karantina wilayah di Tegal selama beberapa bulan. Di samping itu, tradisi mudik Lebaran pun tidak dilarang, hanya himbauan saja untuk tidak mudik dan waktunya bergeser lebih awal menjadi mudik dini. Tentunya, mereka yang nekat mudik sudah pasti statusnya menjadi ODP (Orang Dalam Pengawasan), wajib mengisolasi diri selama 14 hari, dan diawasi pihak berwenang terdekat. Lalu, warga setempat menjadi mudah curiga terhadap pendatang (dikhawatirkan menyebarkan virus). Tentunya pemerintah harus memperhatikan potensi konflik.
Bagaimana tentang kemungkinan penerapan karantina wilayah (local lockdown) di Indonesia ini?
1. Menurut Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif INDEF, karantina wilayah menjadi mendesak untuk dilakukan jika pemerintah daerah dan tenaga medis setempat sudah tidak sanggup untuk menangani korban virus korona yang jumlahnya meningkat secara signifikan, bahkan tenaga medisnya pun ikut menjadi korban
2. Harus disiapkan juga subsidi bagi warga terdampak untuk menghindari konflik mengingat mereka kehilangan penghasilan sejak Maret 2020 kemungkinan sampai Mei 2020. Selama ini baru PLN saja yang berinisiatif, bagaimana dengan BPJS Kesehatan (iurannya masih belum turun lagi padahal sudah ada putusan MA), PDAM, BBM, dan sebagainya?
3. Harus ada perhatian lebih mulai dari APD, tambahan gaji, reward, penghargaan, dan sebagainya bagi pahlawan tenaga medis yang saat ini menjadi garda terdepan memberantas virus korona dan berisiko tinggi pula. Ini penting agar jangan sampai pemerintah dan tenaga medis tidak sanggup menangani korban virus korona, serta potensi karantina wilayah bisa dihindarkan. Kehilangan satu dokter saja merupakan kerugian besar karena untuk mencari penggantinya pun tidak mudah, kuliahnya pun tidak mudah, dan biaya yang tinggi pula
4. Mengingat antara pemerintah pusat dan daerah masih berbeda persepsi, perlu ada Peraturan Pemerintah (PP) untuk menyatukan persepsi tentang karantina wilayah
5. Pemerintah perlu memperhatikan kesanggupan pihak keamanan jika ingin menerapkan karantina wilayah mengingat rasio antara pihak keamanan dengan jumlah penduduk di Indonesia belum ideal
6. Pemerintah harus berhati-hati jika ingin menerapkan karantina wilayah mengingat di India gagal total akibat tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi warga terdampak kelas bawah, daya tampung rumah sakit terbatas, dan tes korona yang rendah. Tapi pemerintah juga bisa melihat Tiongkok yang berhasil menerapkan karantina wilayah karena didukung teknologi tersembunyi yang canggih, mulai dari penggunaan robot, drone, rumah sakit yang mumpuni, sampai sistem pelacakan penduduk
(Sumber: bbc.com, finance.detik.com, news.detik.com, dan wartaekonomi.co.id)
Jangan sampai, dengan pemberlakuan karantina wilayah, warga malah berkonflik dan memangsa satu sama lain seperti zombie, bahkan melawan petugas demi bertahan hidup
7. Lebih baik diujicobakan dulu jam malam (biasanya mulai jam 22.00-subuh). Dan ini sudah diberlakukan di beberapa kota seperti Bekasi, Kuningan, dan Banyumas. Jika masih tidak efektif, baru diberlakukan karantina wilayah secara bertahap
8. Ketika karantina wilayah (local lockdown) diberlakukan, maka bisa saja diterapkan karantina dalam lingkup terluas (lockdown) dengan konsekuensi harus siap-siap berdebat dan berkonflik dengan negara lain serta PBB seperti yang pernah difilmkan dalam film The Flu.
Karantina wilayah di Indonesia untuk mencegah penyebaran virus korona masih mengundang perdebatan. Bahkan, antara pemerintah pusat dan daerah masih berbeda persepsi. Sambil menunggu keputusan, inisiatif yang baik harus dimulai dari lingkup kehidupan bertetangga seperti di kompleks perumahan tempat saya tinggal pada awal April 2020 mulai diterapkan karantina wilayah mandiri atas instruksi RT dan RW setempat. Hal ini cukup efektif agar tidak sembarang orang bisa keluar masuk kompleks. Dan bagi yang akan masuk kompleks wajib disemprot disinfektan, menggunakan hand sanitizer, mencuci tangan menggunakan air bersih yang telah disediakan, dan sebagainya. Semoga wabah jahat ini segera berlalu dan aktivitas warga kembali normal. Aamiin😇.
Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english),
ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan), dan keempat (tentang
hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Blog 4: petsvic.blogspot.com
Edukasi hukum yang baik tentang karantina wilayah akibat wabah penyakit. Tiongkok berhasil karena teknologi canggih dan subsidi yang besar sehingga warga patuh. Benar, selama kebutuhan dasar warga tidak bisa terpenuhi, lebih baik jangan lockdown, sama saja mencari masalah baru
BalasHapusBetul. Banyak faktor sebelum memutuskan karantina wilayah. Jangan sampai pencegahan virus berhasil, tapi warga saling baku hantam satu sama lain untuk survive. Pihak keamanan pun jika tidak sanggup pun maka Lockdown tidak boleh terjadi. Baru Tiongkok yang benar2 berhasil kebijakan Lockdown-nya
HapusHukumannya lumayan juga ya kalo masih tetap nongkrong bareng, empat bulan dua Minggu.😁
BalasHapusDisini masih belum ada isolasi mandiri bang Vicky, orang masih bebas lalu lalang padahal aslinya sudah ada 10 kasus lebih, kalo untuk bekerja sih masih dipahami, tapi kalo cuma mau nongkrong??
Kemarin juga mereka yang antre di bank (layanan bank terbatas) sampai berkerumun dibubarkan polisi. Padahal itu bukan nongkrong tapi nasabah umum & pensiunan yang antre di bank tersebut😁. Bank pun hanya membolehkan 10 orang di dalam ruangan (physical distancing). Jadi, kalau gini yang salah siapa ya?
HapusBali pun yang katanya aman dari covid19 kena juga. Jadi isolasi mandiri memang wajib
HapusBetul kang, tapi Bali kok jumlah pasien Corona nya sedikit ya, lebih kecil dari Jakarta, Jawa barat, Jawa timur ataupun Jawa tengah, padahal Bali kan daerah yang pariwisata nya terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia.
HapusHello, Vicky! How are you? In Russia children have not visited school since 16th March. Adults don't go to work. Only food shops are open. People continue to die...
BalasHapusIt's a terrible time. I put on rubber gloves and a mask when I leave my home.
I'm fine thanks. I hope you are fine too..in Indonesia it is likely to enter the peak phase of the corona virus from mid-april to may 2020. Physical distancing is also enforced here, but not quarantined. Hopefully it ends soon and we are all given protection from God. Aamiin
Hapus
BalasHapusشركة جلى بلاط رخام بالقطيف
شركة نقل عفش بالدمام
شركة جلى بلاط رخام بالخبر
شركة تنظيف كنب بالجبيل
شركة تنظيف موكيت بالجبيل
شركة المثالية لتنظيف المجالس بالاحساء
شركة المثالية لتنظيف الكنب بالاحساء
شركة المثالية لتنظيف الموكيت بالاحساء
شركة المثالية لتنظيف السجاد بالاحساء
شركة تنظيف شقق بالهفوف
شركة تنظيف موكيت وسجاد بسيهات
شركة تنظيف موكيت وسجاد بالهفوف
🙏🏻
HapusAda hal menarik dalam soal lockdown lokal
BalasHapusDan saya sangat setuju dan sependapat
Kadang hanya main terburu-buru, sehingga lupa mempersiapkan terlebih dahulu logistiknya.
akhirnya ya itu kekacauan ,warga teriak kelaparan
Betul. Subsidi, logistik, pihak keamanan, dan kesanggupan rumah sakit harus dicek terlebih dulu. Warga kalau sudah kelaparan ya akan saling memangsa satu sama lain seperti zombie. Dan yang merasa punya power akan menindas yang lemah untuk survive. Kisah seperti itu sudah sering difilmkan
HapusThings are getting back in the UK so many deaths and here in Scotland a lot too. I hope it will be over soon, so we can get back to normal. :-(
BalasHapusYour prayers, prayers for all too, may the evil virus soon disappear
Hapusmasih susah menghadapi kenyataan corona ini.. semua media terlalu memberitakan yang tidak tidak hmm.
BalasHapusTerkadang jualannya media seperti itu. Berita yang cenderung menakut-nakuti sudah pasti menguntungkan secara bisnis. Jujur, acara tv juga sekarang pada garin, apalagi siaran sepak bola ga ada, yang bisa dijual ya berita korona. Memang kalau jenuh lebih baik matikan tv. Kalau acara berita di tv bikin stres mending dimatikan, karena bisa membuat daya tahan tubuh menurun dan virus mudah masuk. Mending main game aja hehe..
Hapusbener sekali om, sumber penyakit itu juga bisa berasal dari pikiran. jadi kita sugesti sehat aja udah cukupp
HapusLebih baik mencari aktivitas yang membuat kita bergembira, seperti olahraga, bernyanyi, bermain alat musik, main game. Tik tok, YouTube, blog. Udah gitu dibayar mahal lagi hehe..
HapusHere in Spain, we have a very complicated situation but I think that in 2 weeks all will go better.
BalasHapusI am quite sad to see the death toll from corona in Spain exceeds Italy. Hopefully this evil virus will soon disappear and pray for us too (Indonesia), who will enter the peak of the spread of the corona virus
HapusPrediksi di atas semoga saja tidak terjadi karena sesuai pantauan saya, kelakuan orang-orang kita ini mirip orang Italia yang baru dengan isu Lockdown langsung ramai-ramai pergi meninggalkan kota... Hasilnya hampir semua kawasan kena corona..
BalasHapusMemang itu juga salah satu sisi negatif Lockdown, apalagi orang kita mudah sekali terpengaruh ucapan orang. Hanya Tiongkok saja yang berhasil. Italia & India kurang berhasil Lockdown-nya
HapusBagus banget tentang paparan yang Mas ungkapkan di sini, semua jadi jelas, jadi untuk kondisi sekarang ini hanya satu saja, patuhi apa yang telah di UU kan
BalasHapusTerima kasih atas apresiasinya. Betul, hukum sudah ada, tinggal ditaati, toh untuk kebaikan semua. UU diperjelas dengan PP. Semoga saja wabah jahat ini segera berakhir
HapusKalau bakalan ada sangsi yang diterapkan pemerintah, lalu .. apakah pemerintah benar akan mensubsidi keburuhan pangan rakyatnya (tanpa terkecuali) selama masa pandemi ?.
BalasHapusLah, sekarang saja hanya sebagian tertentu warga yang memperoleh bantuan dana pangan.
Padahal sekarang ini banyak sekali warga yang kekurangan ekonomi akibat efek besar dari corona.
Di Singapura, jumlah penduduk sedikit, data kependudukannya jelas, sehingga warga terdampak dapat subsidi, mereka patuh, dan sekarang kasusnya menurun. Di Indonesia, jumlah penduduk jauh lebih banyak, banyak orang kurang mampu tidak tercatat data kependudukannya alias tidak punya KTP, dan agak ragu juga apa mampu pemerintah memberikan subsidi ke semua warga terdampak. Masalah baru jika subsidi salah sasaran..
HapusMiris juga dengar informasi kalau data kependudukan masih mencatat kalau belum semua warga negara memiliki KTP .., padahal pembuatan e-KTP sudah lama dilaksanakan.
HapusBetul. Agak khawatir warga yang tidak terlacak data kependudukannya justru tidak terpantau kondisi kesehatannya. Mereka bisa saja bebas mudik atau tidak dites cepat massal
HapusSekarang kecemasan terbukti terjadi,mas.
HapusBanyak pemudik dari zona merah dengan berbagai cara telah berhasil mudik.
Semoga saja tidak terjadi bertambah meluas paparan virus.
semoga wabah corona ini segera mereda ya pak, hancur tatanan sosial dan dunia dibuatnya :D
BalasHapusBenar. Ini lebih tepat disebut iblis dalam bentuk virus, merusak semua sektor kehidupan. Semoga segera musnah
HapusWe are in the same situation!
BalasHapusHere we have to follow the "shelter in place" order, one of the shelter in place is stay at home. The unnecessary business got to close. These are the ways to prevent the escalating of spreading of viruses.
In Indonesia, it will enter the peak phase of the spread of the corona virus until May, so all parties must be increasingly vigilant, offices start holidays, and the mall closes closed. But lockdown will not be enforced. Hopefully the bad virus will disappear soon
HapusHere in Brazil, is the same. Only supermarket, drugstore and gas station are open. It's so sad.
BalasHapusStay safe.
galerafashion.com
Same as my country. Office and mall closed. Pity for profession such as online drivers, they lise income and can't work at home. Hopefully the help of subsidies and the evil virus Will soon disappear
HapusStay safe everyone!
BalasHapusYou too, stay safe and healthy
HapusSetelah akhirnya PSBB juga, kenapa gak dari awalnya yah, nunggu yang postif sampe 2000 dulu. Kalo dari awal mungkin bisa lebih kecil jumlah yang terserang
BalasHapusLebih baik terlambat daripada tidak sama sekali hehe... Saya yakin pemerintah dibuat pusing terutama soal ekonomi: anggaran dan subsidi untuk warga terdampak yang sangat besar jauh dibandingkan Malaysia atau Singapura yang lebih sedikit penduduknya. Belum lagi jumlah aparat keamanan dengan penduduk tidak ideal rasionya. Itulah mungkin yang membuat pemerintah agak lambat mengambil keputusan
HapusSejak awal saya selalu berpendapat, "jangan latah ikutan minta lockdown seperti negara lain" ke orang orang yang minta lockdown. Bukan karena saya membenci ide ini tapi menurut saya menerapkan lockdown tidak mudah bagi Indonesia karena sektor UMKM kita sangat besar apalagi pekerja harian yang "kalau enggak pergi kerja enggak makan". Tanya dulu apakah keluargamu siap, apakah keluarga tetanggamu siap. Sekarang terlihat, baru WFH dan PSBB saja gelombang PHK sudah mengancam, pekerja harian bermodal presentasi dari prestasi sudah gigit jari.
BalasHapusBetul, kondisinya berbeda dengan negara lain. Bagaimana tabungan darurat warga di sini banyak yang sepertinya belum siap. Profesi seperti pedagang keliling, ojol, ketika WFH ya sudah ga bisa ngapa-ngapain. Belum lagi banyak warga yang tidak terlacak di data kependudukan, masalah e-KTP pun belum beres. Intinya pemerintah kita tampak kaget dengan kondisi seperti ini. Jika tidak pintar mengelola anggaran negara, bisa jebol juga. Lockdown baru berhasil di Tiongkok, tapi gagal di India...
HapusPak Dosen banget ini :'
BalasHapusBerarti artikelnya pantas disebut karya ilmiah seperti artikelnya Bang Day hehe... Tapi saya buat dengan gaya bahasa santai dan diselingi humor walau seperti karya ilmiah tapi versi santai dan kekinian. Semoga bermanfaat..
HapusBetul bermanfaat, mas 👍
HapusKalau tidak bermanfaat, tidak mungkin aku datang kesini lagi 🙂
Thx atas apresiasinya. Saya juga masih belajar bagaimana membuat blog yang bermanfaat tapi sekaligus menghibur..
HapusSeandainya Pemerintah mau bersikap tegas sejak awal, kemungkinan lockdown tidak akan selama ini karena kurva jumlah PDP/ODP tidak akan setinggi sekarang ini.
BalasHapusSaya ingat dulu, anggaran lebih banyak diberikan kepada influencer serat harga tiket ke Indonesia murah. Ini membuat virus mudah masuk ke Indonesia.
Namun, saya nggak menyalahkan sepenuhnya ke pemerintah juga, mungkin memang berat untuk urusan mengubah anggaran.
Tapi, semoga lockdown kali ini benar-benar dipatuhi masyarakat dan akhirnya Indonesia bisa segera pulih dari virus Covid-19.
Terima kasih berbaginya Pak.
Sehat selalu di sana.
Thx sudah sharing. Bisa dikatakan pemerintah sedikit kecolongan, di saat banyak negara waspada korona, di sini malah bagaimana caranya menggenjot pariwisata agar orang asing mengalihkan destinasi ke Indonesia yang dianggap bebas korona. Masalahnya sistem pendeteksi korona di tempat vital akses masuk ke Indonesia masih minim. Akhirnya munculah 2 turis Jepang ke Indonesia yang terinfeksi korona menular ke 2 WNI, dan dengan cepat menyebar. Lockdown sepertinya belum dilaksanakan baru sebatas PSBB. Sehat selalu mba dan semoga diberikan kekuatan dalam menjalankan tugas sebagai garda terdepan penanggulangan korona di Indonesia...
Hapussaya pernah lihat di youtube om dan web fe101.org hehe. bongkar skenario lockdown yg ada kajian nya 10thn lalu.. wahhh baca uu ini juga serem yang melanggar hehe
BalasHapusMenarik sudah ada kajiannya 10 tahun yang lalu. Bahkan film The Flu sebagai representasi penerapan Lockdown juga. Benar si pelanggar setara dengan pelaku kriminal
HapusMenurutku pemerintah perlu lebih tegas lagi nih, apalagi kemarin kan sempat ada tuh polisi yang ngadain pesta pernikahan. Masak penegak hukum malah seperti itu. 😑
BalasHapusTerus saat ini yang terinfeksi udah hampir 5000 orang di Indonesia, perlu lebih tegas lagi lah dan masyarakat harus mendukung penuh, biar virus ini cepat hilangnya.
Polisi tersebut memang sudah dimutasikan (turun jabatan), tapi acaranya tetap berlangsung. Coba orang biasa, baru acara mulai langsung dibubarkan. Ironi memang. Sebenarnya mudik dini inilah yang dikhawatirkan membuat virus cepat menyebar. Ditambah ada orang yang tidak jujur dengan kondisi kesehatan...
HapusDari hal simpel aja disuruh pake masker orang kita sk ngeyel, jaga jarak hobinya ngumpul" sambil main kartu dn ngupi"kayak gini mau cepet berlalu, udah ratusan kali pengumuman sekian jumlah yg positif, mati dan sembuh, tpi orng masih cuek beibeh
BalasHapusKata orang Jawa mangan ora mangan sing penting ngumpul jelas tidak sesuai dengan kondisi sekarang. Orang kita senang berkumpul, tapi untuk saat ini tahan dulu. Memang harus ada kerja sama dan kepedulian. Misal di satu RT saja, semua sudah kompak mencegah korona ada 1 saja yang ngeyel lalu terinfeksi lalu keluyuran kena semua 1 RT...
HapusKalau menurutku patut diterapkan lockdown agar pandemi ini cepat berlalu. Semoga tidak ada yang bandel dihukum dengan tegas seharusnya sih...
BalasHapusAsal pihak keamanan siap & kebutuhan pokok warga disubsidi pemerintah. Kalau hanya stok kebutuhan pokok dijamin tapi tidak disubsidi ya sama aja mencari masalah baru hehe..
HapusAsal memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sayangnya pemerintah membiarkan masyarakat kecil menderita Tanpa memberikan pertolongan
HapusYa. Contoh saja kuli bangunan saja disuruh kerja di rumah tentu saja tidak bisa, kerja di depan laptop ya ga bisa. Mereka inilah yang harusnya disubsidi penuh selama bekerja. Kadang lucu juga liat pemerintah menjamin stok barang aman, tapi banyak yang ga bisa beli karena ga punya uang ya dagelan itu hehe...
HapusSadly this crisis has spread all over the world and the ending of it is still far away. I see that the lockdown in more severe in your country and the penalties for those that won't respect them are heavier. I don't know what to say about that but I can say that in my country where the penalties are not that rough, people don't respect them that much and we can't get out of this bad moment yet...
BalasHapusLockdown only works in China and fails in India. I think that if the residents' living needs are met and subsidized by the Lockdown government it can be implemented. My country also seems hesitant to do a lockdown. Stay safe & healthy
HapusBerbicara karantina wilayah memang mengundang perdebatan. Tetapi memang ketika memutuskan karantina wilayah harus benar-benar diperhatikan segala konsekuensinya. Paling tidak untuk kebutuhan dasar rakyat ini terjamin utamanya masyarakat kecil. Kalau tidak terjamin maka kondisi masyarakat kecil akan semakin terpuruk.. ..
BalasHapusBetul, kalau tidak ada anggaran untuk subsidi warga terdampak dan jumlah kepolisian tidak ideal, berarti tidak bisa menerapkan karantina wilayah, kecuali jika ingin menambah masalah baru
HapusLengkap sekali. Betul perlu ditindak tuh yang keras kepala tetap keluar rumah dan bergerombol hehe
BalasHapusBetul, karena mereka egois, tidak menghargai hak oranglain, & melanggar hukum juga. Sampai ada polisi yang pernah berkata kalau sakit sendiri mati sendiri silakan, ini masalahnya berpotensi menularkan ke oranglain yang sebenarnya sudah taat aturan & menjalankan physical distancing. Perbuatan mereka disetarakan dengan pelaku berbuat onar, mengganggu ketertiban umum, & nongkrong ga jelas
HapusSebagai masyarakat biasa, saya dan keluarga nurut aja apapun keputusan dari pemerintah, karena yakin itu semua untuk kebaikan banyak orang. Semoga masyarakat yang lain juga bisa patuh sama himbauan biar masalah ini cepat selesainya...kasian yang kehilangan mata pencaharian gegara wabah ini.. :(
BalasHapusBetul, perlu ada kerja sama dan kepedulian satu sama lain. Percuma satu RT sudah patuh tapi ada 1 warga saja ngeyel lalu terinfeksi ya 1 RT berpotensi kena juga hehe..
HapusDilema juga ya pak kalau mau PSBB sementara ada bidang usaha yang tidak bermasalah jika tetap beroperasi tapi masalahnya ada di karyawan. Seperti saya yang tidak bisa mengendarai sepeda motor ini bingung sementara suami juga bekerja. hehehe. Mudah-mudahaan corona segera berlalu. Aamiin
BalasHapusSebenarnya asal kebutuhan dasar warga (terutama menengah ke bawah) dijamin dan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut dijamin persoalan beres. Faktanya, pemerintah kita tidak yakin dengan anggaran yang ada, sementara penduduk yang banyak. Beda dengan Jepang atau Singapura yang penduduknya lebih sedikit. Doa yang sama. Aamiin
HapusKondisi dilapangan memang harus di perhatikan.. apalagi dalam lini terkecil seperti RT... Sepertinya kalau dari desa jga menekan untuk di aplikasikan, masyarakat jga bisa melakukanny..
BalasHapusLah wong disini desa ku aja "jor joran" / membiarkan.. haish 😂
Wah, masih pada cuek. Tapi, umumnya mereka terpaksa, kalau diam di rumah dapat uang dari mana, tidak bisa diterapkan bekerja dari rumah. Dalam kondisi tersebut, pemerintah harusnya hadir mensubsidi warga terdampak tersebut. Tapi, serba salah juga kalau anggarannya kurang tapi jumlah penduduknya tinggi hehe...
HapusKebijakan lockdown harus direncanakan dg matang, kalau tdk malah jadi kekacauan. Menurut saya PSBB sudah merupakan keputusan yg terbaik. Sedih juga mengingat semua lapisan terdampak secara ekonomi, kehilangan pekerjaan dan para medis sudah banyak yg jadi korban. Semoga segera berlalu ya.
BalasHapusUntuk saat ini PSBB merupakan langkah yang tepat. Jam malam juga sudah mulai diberlakukan. Semoga saja saat Ramadan ini wabah korona mengulang secara perlahan. Aamiin
HapusPoint nomor 6 yang menurutku paling penting.
BalasHapusKalau betul akan diterapkan karantina wilayah dan akan ada sanksi tegas dari pemerintah, subguhkah pemerintah akan memberikan bantuan ekonomi untuk kebutuhan pangan SELURUH warga, setiap rumah ?.
Itu jadi perbincangan banyak orang dikotaku, mas Vicky.
Dilematis, kalau diterapkan khawatir banyak yang tidak patuh karena mereka tidak dijamin dan disubsidi kebutuhannya. Soal subsidi saya masih agak ragu apa semua warga terdampak kebagian? Lalu yang belum punya KTP bgmn? Lalu napi yang menjalani asimilasi lalu berulah menjadi masalah baru juga. Kotanya di Jawa timur ya mas.
HapusDi kota kami jam malam sdh diberlakulan namun tampaknya blm efektif. Semoga kesadaran warga semakin meningkat nantinya.
BalasHapusItu di kota mana mba? Jam malam berikut sanksi harus tegas. Semoga saja kesadaran mereka meningkat, karena tidak hanya memikirkan diri sendiri, tapi keselamatan warga. Jam malam biasanya jam 22 sampai subuh
HapusYa Allah, inilah situasi yang sangat memprihatinkan. Semua lini kena dampaknya. Semoga pandemi ini segera berakhir agar kehidupan berjalan normal lagi. Amin.
BalasHapusSemua sektor kena, yang kasian warga miskin tambah miskin. Doa yang sama. Aamiin
HapusSebenarnya sangsi hukumannya berat juga ya, Kak. Makanya harusnya dipatuhi, karena untuk kepentingan dan kesehatan bersama juga. Dan memang, selagi dalam satu wilayah orang-orangnya tidak ke mana-mana, maka Insya Allah pencegahan virus akan sukses. nah, itu masalahnya, kalau ada satu warga yang sering ke luar kota, bisa saja membawa virus.
BalasHapusharapannya semoga segera berlalu pandemi covid 19 ini. dan kehidupan jadi normal kembali. Aamiin.
Sanksi sudah tegas sebetulnya cuma aplikasi di lapangan bisa berbeda. Kadang terenyuh mereka tetap ngeyel berkerumun karena butuh uang untuk bertahan hidup dan tidak disubsidi
HapusSekarang harga jagung turun. Bandar banyak yang tutup karena tidak bisa memasarkan jagung ke luar kota, pabrik tujuan penampung jagung untuk diolah sebagai bahan pangan atau pakan banyak yang tutup.
BalasHapusGelombang kesulitan masyarakat desa lapisan bawah mulai terjadi. Tidak mungkin menunggu lama karena jagung dikhawatirkan rusak jika dibiarkan teronggok di rumah petani pemilik jagung. Mereka juga butuh uang untuk balik modal dan pemenuhan kebutuhan harian.
Suasana sekarang suram. Banyak yang bingung, termasuk saya. Lahan lebih dari 6 ribu meter persegi, itu milik keluarga sahabat yang dipercayakan kepada kami untuk digarap. Tidak apa-apa jika harga jagung turun asal bisa segera dijual dan setidaknya balik modal serta ada keuntungan dikit.
Lagi mipil jagung do beranda rumah bareng suami dan anak, berikut sahabat dan anaknya. Suaminya barusan bilang bahwa toko bandar tutup jadi tidak bisa segera dijual hari ini, padahal sudah ada 7 karung menunggu. Dan 2 kebun belum dipanen. 😔
Semoga wabah pandemik segera berakhir. Betapa kehidupan sangat berharga.
Prihatin memang. Wabah korona membuat semua sektor terganggu. Tidak memandang profesi dan status sosial, semuanya kena. Ujung-ujungnya rakyat kecil yang jadi korban. Pemerintah seharusnya hadir dalam kondisi seperti ini, bukan sekedar membuat aturan ini itu, stok barang aman, tapi perhatikan daya beli masyaraktnya baik atau tidak. Saya sedikit khawatir akan munculnya orang miskin baru yang mungkin belum terdata bahkan belum memiliki ktp. Atau bisa juga sebelumnya mereka kelas menengah gara2 wabah ini mereka jadi miskin. Subsidi dari pemerintah sangat diperlukan di sini, bukan hanya menyediakan stok bahan pokok, tapi juga disubsidi untuk membelinya. Bagi UMKM pun harus dibantu juga jangan sampai mati di tengah jalan. Mereka juga mempekerjakan banyak orang dan harus diperhatikan kesejahteraan mereka. Di Singapura dan Jepang sistem tersebut sudah diberlakukan. Di Indonesia pemerintah baru menjamin ketersediaan bahan pokok tapi belum untuk daya beli warga terdampak. Doa yang sama. Aamiin
HapusRumit ya, banyak hal harus diperhitungkan. Jangan sampai salah perhitungan. Bisa-bisa banyak korban karena corona tapi karena yang lainnyam masalahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk physical distancing saja belum sama. Semoga saja segera bisa berahir pandemi corona ini aamiin..
BalasHapusBetul, terutama yang kaitannya dengan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari, pemerintah harus memperhatikan daya beli warga terdampak. Doa yang sama. Aamiin
HapusSemoga masyarakat kita mamematuhi aturan yang sudah dibuat agar badai ini cepat berlalu,kedisiplinan sangat mutlah dalam penegakan aturan apalagi masyarakat negeri+62 punya pomeo "Aturan dibuat untuk dilanggar".
BalasHapusTapi mereka pun ngeles aturan dilangar karena terpaksa untuk bertahan hidup hehe.. kecuali sudah dijamin dan disubsidi oleh pemerintah. Memang ini tugas berat pemerintah
HapusSebenarnya sanksi hukumnya sudah jelas tapi kadang masih ada aja yang bandel berkeliaran kemana-mana tanpa tujuan dengan alasan bosan dirumah.
BalasHapusTerenyuh ketika ada yang ngeyel alasannya untuk mencari uang dan jika diam di rumah tidak dapat uang. Di situ harusnya pemerintah hadir memberikan subsidi. Lain cerita ngeyel karena ingin main dan nongkrong, biasa ini kerjaan si ekstrovert, diam di rumah malah sakit hehe.. Untuk kaum seperti ini bisa saja dihukum sosial agar kepedulian sosialnya muncul
HapusJadi berbeda bgt ya suasananya semenjak PSBB ini, hikss, mulai rajin cuci tangan, pakai masker keluar rumah, adanya karantina, dll, aku sedih, huhuhu
BalasHapusBetul, masker jadi kebutuhan (malah jadi tren fashion juga ini), rajin cuci tangan, physical distancing, dan sebagainya. Semoga saja Juni sudah normal kembali
HapusKarantina bukanlahtindakan sederhana. Harus dipersiapkan benar, dan pendataan warga juga harus tepat. Jadi tidak asal, ya. Negara adikuasa saja tak berani melockdown negaranya.
BalasHapusLockdown asal kebutuhan warga terdampak dijamin (bukan sekedar barangnya ada tapi juga disubsidi) lalu pihak keamanannya sanggup (rasio keamanan dengan jumlah penduduk ideal), data kependudukan canggih, warga patuh, dan teknologi mumpuni, bisa saja diterapkan seperti di VIetnam dan Tiongkok. Di Indonesia sepertinya belum siap semua syarat tadi belum bisa dipenuhi
HapusLengkap banget ini artikelnya Kang Vicky... jd jelas ya bagaimana dasar-dasarhukum tentang PSBB ini ya. Cukup prihatin juga dengan pengusaha yang membandel mendatangkan kerumunan. Di satu sisi mereka tetap mau mendatangkan rupiah bagi berapa kepala yg menyambung hidup dr mal, misalnya. Tp di sisi lain wajib juga memutus penularan Covid-19 ini. Tfs ya Kang
BalasHapusDengan adanya dasar hukum yang kuat menjadi pedoman bagi warga terdampak untuk mematuhinya dan jika ada yang ngeyel ada sanksi yang tegas. Sayangnya, untuk sanksi sosial tidak diberlakukan. Padahal perlu juga untuk mengasah kepedulian sosial
HapusAda semacam konflik kepentingan di satu sisi harus survive mempertahankan bisnis berikut kesejahteraan karyawannya, di sisi lain harus memutus rantai penyebaran covid19. Subsidi dari pemerintah tidak terlalu busa diandalkan...
Hapusmenarik ulasannya tentang karantina wilayah...nambah wawasan.
BalasHapusThank you for sharing
Terima kasih atas apresiasinya
HapusWaww...sekarang hukumannya pidana yaa.. aku sih sejak awal pandemi ini dikawatirkan meluas. Aku bagian dari yg ikutin social distamcing tanpa ribet. Karna aku pikir makin bandel kita ikuti aturan makin susah. Dan ternyata benar. Makin lama lockdown dan makin panjang kesusahan dan efek yang ditimbulkan
BalasHapusBetul. Sebetulnya pidana itu efek jera, bukan untuk main2, setara lah dengan pembuat onar & mengganggu ketertiban umum. Idealnya dibarengi sanksi sosial juga
HapusLockdown jika warga terdampak disubsidi, kebutuhan pokok dijamin, teknologi mendukung, dan aparat keamanan nya sanggup (rasio polisi dengan penduduk ideal) bisa saja diterapkan. Tapi di Indonesia belum siap
HapusPadahal sanksi hukum sudah dijelas, namun nyatanya masih saja banyak yang melakukan pelanggaran. Pemerlakuan karantina wilayah ini tidak hanya semata-mata sekedar membatasi ruang gerak kita untuk beraktivitas di luar ruangan, namun lebih dari itu, tujuan pemerintah lebih melindungi rakyatnya agar tidak semakin menambah korban jiwa
BalasHapusBetul dan melindungi mereka yang sudah taat aturan, sudah mau repot pakai masker, jaga jarak, dsb. Oleh karena itu egoisme harus dikesampingkan dulu. Harus ada kepedulian
HapusNice Post
BalasHapusThx
HapusThank you for visiting my blog. In Massachusetts USA where I live, we are now entering our 7 week of a Stay At Home Advisory. We are at the surge of the virus. We have reached a plateau, but hospital admissions and death have not gone down significantly. Restrictions were supposed to be gradually lifted May 4, but the governor has extended the advisory until May 18. Schools have been cancelled for the rest of the school year (mid-June). All classes elementary, secondary, and higher ed are being taught online. Only essential businesses are open: grocery, pharmacy, post office. We may go out of essentials and now must wear a mask or face covering. Some cities/towns will fine a person for not wearing a mask. No jail time has been imposed. Gatherings of large groups like church or sporting events have been banned. Most people are following the rules, but there are those that don't think this disease is deadly and want the economy opened up sooner than later. Social distancing has worked to slow the spread of the virus. However the virus is on its own schedule as to when it will pass. Take care and be well.
BalasHapusin my country Indonesia in May was the peak of the corona virus. Predicted by the end of May. I am quite concerned that the condition about the spread of the corona virus in your country is more terrible. I'm also still worried about the second wave of attacks. but hopefully it doesn't happen and this evil virus will soon disappear. Stay safe & healthy...
HapusStay safe and healthy everyone, hope it will end up finally!
BalasHapusYou too, stay safe and healthy. Agree, hope it will end up
Hapus¡¡Hola Vicky!! Nosotros también estamos en cuarentena desde mediados de marzo, y ahora, en mayo, hemos empezado la primera fase de desconfinamiento. Parece que ya hay luz al final del tunel. Gracias por hacerte seguidor de mi blog, yo también me quedo como seguidora del tuyo. Saludos.
BalasHapusDebemos estar seguros de que el final del virus corona será destruido y para junio la vida puede volver a la normalidad. ojalá no sea la segunda ola de ataques. Manténgase saludable y siga las recomendaciones del gobierno. gracias
HapusGreat information , like your post.
BalasHapusThanks for following me, i am following you back. Be safe and stay in touch.
New post on My Blog | Instagram | Bloglovin
Thx. Respect for that...You too, stay safe & healthy
HapusA great review indeed, thanks for sharing!
BalasHapusYou're quite welcome
HapusStay safe :)
BalasHapusSeraphinalikesbeauty.blogspot.de
You too, stay safe & healthy
Hapussemoga selalu dalam keadaan sehat utk kita semua salam kenal...
BalasHapusAamiin. Salam kenal kembali
HapusKalo semua orang disiplin, Penukaran Corona mungkin lebih mudah di hadapi.. Tapi yang terjadi sekarang, memprihatinkan.. Sekeras atau selonggar apapun pemerintah menerapkan suatu aturan, kalo masyarakat gak bisa disiplin percuma aja.. Sebagai masyarakat sebaiknya kita gak mikirin masalah aturan pemerintah dan sebagai nya, cukup dengan sadar untuk menyayangi diri sendiri dan orang lain udah cukup.
BalasHapus"Terkurung" sebentar untuk "kebebasan" yang last long..
Setuju ini quote terakhirnya, apa salahnya menahan ego untuk tidak keluyuran dan berkerumun. Dengan menahan ego, setidaknya berempati terhadap para tenaga medis yang sedang berjuang. Bagi introvert ini cukup bisa dikendalikan, nah masalahnya bagi si ekstrovert yang diam di rumah sehari langsung bosan hehe..
HapusMall disekitar saya pada buka kemudian keluar kebijakan dari pemilik ditutup kembali...
BalasHapusNamun banyak warga yg ternyata kangen hiburan mall pak :) :D
Agak bingung juga, sebetulnya diizinkan pemerintah atau tidak, atau sembunyi-sembunyi. Seperti di Bandung akhir mei mall mulai dibuka walau bioskop dan tempat makan masih ditutup (kecuali pesan saja). Di samping mall, hiburan rakyat adalah sepak bola. Sekarang liat acara tv garing semua, berita korona diulang-ulang, biasanya ada siaran sepak bola
HapusBerita televisi bikin panik dan stres masyarakat. beritanya berulang-ulang dan garing.
HapusSependapat. Kadang heran juga kenapa ga menyiarkan pertandingan sepak bola klasik atau sekarang lagi rame liga Jerman. Saya mending matiin tv main game, internetan, liat YouTube, atau olahraga.
HapusLarangan untuk tidak mudik
BalasHapusAduh benar-benar dilanggar, akhirnya virus jadi menyebar kemana-mana.
Saya cuma khawatir saat arus balik banyak yang tidak terdeteksi, lalu mall buka, sekolah masuk juga harus diperhatikan. Di Korsel new normal gagal sehingga kembali ke karantina, lalu di Prancis yang kasus covid19 rendah, anak sekolah masuk malah muncul kasus baru. Memang new normal tetap harus waspada karena masih ada potensi kasus covid19 baru
HapusBetul sekali pak Vicky, sebentar lagi akan ada new normal, sekolah, mall, dan tempat lain nanti dibuka lagi. Padahal tanpa dibuka juga masih tinggi penularan virus nya, sehari lebih dari 500 orang, takutnya begitu dibuka lagi tembus 1.000 sehari.😔
HapusMemang ada kekhawatiran seperti itu. Orang yang ngeyel kena sendiri gpp, ini kan menularkan ke yang lain yang sudah patuh. Kebetulan artikel saya berikutnya tentang inovasi new normal. Silakan mampir
Hapussudah follow sini.
Hapusseluruh dunia memerlukan inovasi new normal sekarang agar covid19 bisa dicegah.
Moga ia beransur pulih lalu menghilang
Setuju. Inovasi menjadi kewajiban saat ini. Terima kasih
Hapusramai tak sedar, kuarantin sebenarnya mengajar kita untuk hidup berdisiplin ketika dilanda sesuatu bencana. Alhamdulillah, Malaysia sedang menuju hari-hari akhir kuarantin. doa saya mudah2an semua tempat akan bebas kuarantin dan kembali hidup normal seperti sebelum ini...
BalasHapusIndonesia masih dalam masa new normal. Karantina wilayah mulai dilonggarkan. Doa yang sama... Aamiin
HapusDua hari yang lalu Alhamdulillah karena ada sesuatu hal bisa mudik ke kampung halaman. Itupun tetap menjaga protokol kesehatan.
BalasHapusSekarang PSBB sudah lebih longgar. Amannya bawa mobil pribadi kalau naik transportasi umum pasti kena biaya surat sehat dan sebagainya
HapusSuka dengan nama nama baru di era covid ini.. kreatif sekali memenya ya
BalasHapusBenar banyak istilah baru yang sepertinya masih awam seperti disrupsi, pagebluk, isolasi, karantina, dsb
HapusSalam kenal bang. Semoga tetap sehat
BalasHapusAamin
Siap. Terima kasih. Sukses, sehat, dan berkah selalu anda juga
Hapus