All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: 2025

IWA

Selasa, 18 Maret 2025

Manajemen Puasa saat Mudik Lebaran

Bagaimana ibadah puasanya kawan? Semoga tetap semangat, dilancarkan semua ibadahnya, berkah, mudiknya selamat, silaturahimnya terjaga, Lebarannya bermakna, dan semuanya mendapatkan keridaan Allah Swt. Aamiin. Artikel saya kali ini membahas tentang manajemen puasa saat mudik Lebaran. FYI, ada keringanan bagi umat Islam untuk boleh tidak berpuasa, salah satunya yang hendak bepergian jauh (musafir), terutama bagi para sopir, pengemudi motor, dan pengemudi lainnya, dengan mempertimbangkan waktu tempuh dan terutama macetnya yang sering di luar prediksi. Tentunya wajib diganti dengan hari lain dan harus memperhatikan adab saat tidak berpuasa. Kalaupun tidak sempat juga mengganti puasa (keburu puasa Ramadan tahun berikutnya) maka wajib membayar fidyah. Tapi akan luar biasa pahalanya jika tetap melaksanakan ibadah puasa, tentunya dengan manajemen dan persiapan yang tepat agar tetap fit. 


Manajemen puasa saat mudik Lebaran:

1. Diawali dengan berdoa kepada Allah Swt memohon kelancaran dan kekuatan dalam beribadah dan beraktivitas, serta dilindungi dari berbagai hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Tetap berpuasa saat musafir bagus, tapi jika tidak sanggup boleh tidak berpuasa. Doakan juga orang-orang di lingkungan sekitar kita yang kita temui seperti penumpang, polisi lalu lintas, pedagang, dan sebagainya. Dengan mendoakan kebaikan akan berbalik positif kepada diri kita, akan didoakan kebaikan tanpa kita ketahui 


2. Mempersiapkan kondisi fisik dan mental

- Mengecek kesehatan secara keseluruhan  sebelum bepergian jauh. Upayakan kondisi tubuh fit dan tidak sedang sakit. Persiapkan obat-obatan jika sakit tiba-tiba di jalan

- Istirahat yang cukup, menurut dokter di PMI, minimal tidur 5 jam berkualitas sudah terpenuhi, syukur-syukur bisa 8 jam itu paling ideal. Baiknya jangan begadang, jam 22 sudah tidur dan jam 3 bangun itu sudah cukup. Tidur kurang dari 5 jam atau lebih dari 8 jam sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh, rentan stres, dan emosian juga. Jika menghadapi situasi kurang tidur, baiknya luangkan waktu untuk tidur siang walau sebentar. Jika mengemudikan kendaraan malam hari penuh, maka upayakan untuk tidur keesokan harinya (pagi atau siang) karena itu bisa menjadi utang tidur di hari berikutnya dan jika dibiarkan akan mengakibatkan masalah kesehatan 

- Jangan memaksakan mengemudikan kendaraan untuk jarak jauh jika tidak memiliki keahlian, jam terbang, dan bermasalah dengan tidur (insomnia)

- Olahraga ringan penting agar tubuh tetap sehat dan bugar, tidak cepat capek saat bepergian jauh. Banyak yang menganjurkan olahraga ringan tersebut adalah jalan kaki pagi selama 30 menit sehari sambil berjemur

- Hindari aktivitas yang terlalu berat dan menguras tenaga. Tapi, jika harus dilakukan, dibolehkan untuk tidak berpuasa

- Hindari terkena terik matahari langsung. Untuk pengguna motor ini tantangan terberat, terutama menahan haus. Jika tetap memaksakan diri, gunakan pakaian yang menutupi tubuh tapi tetap membuat nyaman dan juga tabir surya

- Untuk para sopir, jika terasa lelah di jalan harus menepi dan mencari tempat beristirahat. Jika badan pegal-pegal perlu juga dipijat untuk mengurangi rasa lelah. Jika dirasa haus, lemas, dan pusing, segera batalkan puasa dan minum air putih. Saat beristirahat, meluangkan waktu untuk berjalan kaki dan menghirup udara segar sangat baik untuk mengatasi rasa lelah

- Jika mengemudikan kendaraan seharian penuh, idealnya ada sopir pengganti. Tiap 6 jam bergantian nyetir

- Membawa bekal praktis dan awet buat berbuka puasa jika terpaksa tetap harus berada di kendaraan, seperti minuman mineral botol, biskuit, dan kurma 

- Menyegerakan berbuka puasa, diawali dengan banyak minum air putih, buah, dilanjutkan salat Magrib, baru makan berat. Ada jeda untuk salat Magrib secara ilmiah bagus agar sistem pencernaan tidak kaget. Ibarat olahraga, ini adalah pemanasannya

- Untuk penumpang yang menggunakan transportasi umum, persiapkan tiket mudik jauh-jauh hari agar mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Pelajari kondisi jalur mudik berikut transportasi umum yang digunakan. Waspadai potensi gangguan keamanan seperti copet, gendam (hipnotis jahat), sampai terbaru modus bantu angkat barang penumpang yang terlihat kepayahan ujung-ujungnya dipalak, idealnya sih jangan bepergian sendiri dan jangan seperti orang bingung. Manfaatkan mudik gratis terpercaya bagi yang ingin mudik tapi terbatas biaya. 

- Untuk info seputar mudik Lebaran yang terpercaya, silakan kunjungi Mudikpedia 2025  , yang baru di-launching oleh Kemkomdigi


3. Nutrisi terpenuhi

- Saat sahur, makan roti dan kurma pun sudah tercukupi, asal minum air putih yang banyak, sebisa mungkin lima gelas dan sisanya tiga gelas saat berbuka puasa karena kebutuhan minum air putih manusia minimal 8 gelas sehati. Banyak yang tidak kuat puasa saat bepergian jauh umumnya akibat dehidrasi

- Jika diperlukan minum suplemen vitamin

- Batasi minum kopi saat sahur, karena kafeinnya bisa mengakibatkan diare dan kembung

- Waktu sahur baiknya diakhirkan mendekati subuh dan saat waktu akhir dianjurkan banyak minum air putih 


4. Buat suasana perjalanan menjadi lebih menyenangkan dan safety

- Mempersiapkan kendaraan dengan baik agar kinerja kendaraan prima

- Mematuhi aturan lalu lintas, termasuk berkendara dengan manajemen safety yang baik. Salah satunya dengan mengemudikan kendaraan dengan berhati-hati dan tidak ugal-ugalan

- Memiliki adab yang baik dan saling menghormati sesama pengguna jalan maupun penumpang. Ketika sifat tersebut dimiliki akan ada timbal balik yang positif dan kepedulian

- Pasang dashcam menjadi pengingat untuk berhati-hati dan juga terkadang kecelakaan akibat ulah oranglain. Begitupun menghadapi potensi gangguan dari lingkungan sekitar

- Ditemani hiburan audio (musik) yang menyenangkan, menenangkan, dan membuat semangat, syukur-syukur mendengar murottal Al-Quran

- Jangan membawa barang terlarang yang membuat panik penumpang lain

- Jangan membawa barang melebihi kapasitas kendaraan karena bisa mengakibatkan kinerja kendaraan berkurang 

- Bepergian ditemani dengan komunitas maupun teman yang satu frekuensi tentu akan membuat perjalanan jauh menjadi tidak terasa, bahkan bisa berbagi ilmu dan pengalaman

- Mempelajari situasi di jalan, termasuk rute alternatif


5. Manajemen ibadah:

- Tetap lakukan ibadah wajib dengan mengharap keridaan Allah Swt dan menyempurnakan dengan ibadah sunah sesuai kesanggupan. Salat wajib bisa dijama qasar, bahkan jika tidak sempat menepi, bisa salat di kendaraan. Semuanya dipermudah, tidak dipersulit. Begitupun ibadah sunah jangan sampai melalaikan aktivitas harian yang wajib. Dan patut diingat, musafir dan pekerja berat dibolehkan tidak berpuasa. Tentunya yang bisa mengukur diri adalah individu yang bersangkutan

- Niatkan bekerja dan beraktivitas penting apapun sebagai bagian dari ibadah demi mendapatkan keridaan Allah Swt. Aamiin. Ibadah puasa pun akan terasa lebih ringan

- Jika pengemudi kurang tidur, jangan memaksakan diri untuk beraktivitas dan dikhawatirkan mencelakakan diri meupun oranglain. Dalam kondisi seperti ini justru dengan meluangkan tidur sejenak di siang hari menjadi ibadah juga di bulan Ramadan. Jadi, tidurnya pun ada alasan karena dirasa lelah dan kurang tidur sebelumnya

- Langkahi setiap aktivitas dengan doa, zikir, selawat, dan sedekah semampunya agar selamat sampai tujuan. Terkadang kecelakaan bisa muncul akibat kecerobohan oranglain. Kitanya sudah sangat hati-hati, oranglain yang lalai. Pengemudi sehebat apapun akan kesulitan menghadapi situasi tersebut. Contoh: rem blong. Di sini pentingnya doa dan sedekah sebagai penolak bala.

Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english), ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan), serta keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya: 

Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com

Blog 3: listrikvic.blogspot.com 

Blog 4: petsvic.blogspot.com

Sabtu, 01 Maret 2025

Setimpalkah Hukuman untuk Para Koruptor di Indonesia Saat Ini?

Masih ingat kasus mega korupsi timah yang menyeret pengusaha kelas kakap Harvey Moeis cs yang berakhir dengan hukuman untuk pelaku utama Harvey Moeis berupa hukuman penjara selama 20 tahun dan ganti rugi sebesar Rp 420 miliar masih menimbulkan kekecewaan di mata publik. Bagaimana tidak, kasus tersebut merugikan negara sebesar Rp 271 triliun tapi pelaku hanya mengganti kerugian sebesar Rp 420 miliar, belum lagi tempat penjaranya dikhawatirkan disulap seperti kamar hotel dan diberikan keistimewaan lainnya, tentunya asal ada duit, serta pelaku terlihat masih terlihat masih bisa senyum tanpa ada penyesalan. Tidak hanya negara yang dirugikan, tapi juga PT Timah, masyarakat berikut lingkungan hidup di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gaya hidup super mewah dari para pelaku dan keluarganya ini menambah kegeraman publik di saat banyak rakyat Indonesia yang hidupnya sengsara, salah satunya diakibatkan dari ulah koruptor ini. Betapa besar daya merusaknya tidak sebanding dengan hukuman yang diberikan kepada pelaku ini. Itulah kenapa koruptor dianalogikan sebagai tikus berdasi dan pelakunya disebut telah melakukan kejahatan luar biasa. Ketika tikus berdasi hidup kemudian berkeliaran di rumah bisa menipu orang di sekitarnya karena terlihat memesona dari penampilannya (padahal menipu) lalu secara perlahan menggerogoti barang-barang di sekitarnya, mulai dari barang belanjaan, makanan, minuman, kabel, sampai pakaian. Bahkan ketika tikus tersebut mati, maka tetap menyusahkan orang di sekitarnya karena bau bangkainya yang menyengat dan lokasi matinya di tempat yang tersembunyi. 


Belum usai kasus tersebut, Indonesia kembali dihebohkan dengan kasus mega korupsi yang lebih dahsyat, yaitu kasus korupsi Pertamina Patra Niaga sebesar Rp 968 triliun yang menyeret pelaku utama direktur utamanya (Riva Siahaan) beserta 8 bos besar lainnya dari perusahaan swasta. Modusnya adalah mengoplos Pertamax dengan kualitas Pertalite. Hal tersebut juga mengakibatkan masyarakat pengguna setia Pertamax dirugikan sekitar Rp 17, 4 triliun per tahun (sumber: TEMPO). Kerugian mencakup penipuan kualitas bahan bakar dan dampak jangka panjang terhadap performa kendaraan yang diisi Pertamax oplosan. Kasus ini lebih dahsyat dari kasus korupsi PT. Timah karena berdampak langsung ke masyarakat luas pengguna setia Pertamax dan cakupannya meliputi seluruh wilayah Indonesia. Kasus ini harus terus dikawal terutama saat penjatuhan hukuman nanti.


Tapi, kita harus apresiasi juga komitmen Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan Agung, untuk mengungkap dan memberantas kasus korupsi terutama kelas kakap. Tentunya harapan berikutnya adalah proses penjatuhan hukuman yang lebih adil dan setimpal dengan perbuatan pelaku, karena jujur saja melihat hukuman Harvey Moeis dirasa masih terlalu ringan. Jika di negara Tiongkok, hukuman mati cukup efektif menekan angka korupsi, maka di Indonesia masih sulit diterapkan karena berbenturan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) dan nilai-nilai Pancasila. Sebetulnya kalau ingin itung-itungan, ulah koruptor ini juga melanggar HAM rakyat yang terzalimi, membuat hidup rakyat semakin susah, melanggar nilai-nilai Pancasila, terutama yang berkaitan dengan moral dan kemanusiaan, ditambah lagi merusak lingkungan hidup. 


Maka, sejauh ini untuk langkah awal, kekuatan netizen di media sosial untuk mengawal terus dan memviralkan kasus tersebut, serta memberikan sanksi sosial sampai menguliti kehidupan super mewah para pelaku dan keluarganya cukup efektif. Akun media sosial pelaku (jika ada) menjadi sasaran empuk netizen. 


Berikutnya adalah pihak berwenang untuk selalu melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) terhadap pemberantasan korupsi di negara-negara maju, tentunya disesuaikan dengan kondisi bangsa, berikut sistem hukumnya. Umumnya, negara dengan sistem hukum yang bagus dan adil, maka ekonominya juga baik, pendidikan terjangkau, rakyatnya sejahtera, dan tingkat kriminalitas rendah. Begitupun BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia, kok bisa ya menjadi sarang korupsi, perlu dievaluasi juga salah satunya dengan melakukan ATM juga terhadap BUMN di negara maju yang rendah korupsinya.

Saya sempat berpikir ok walau hukuman mati sulit diterapkan, tapi para koruptor ini diwajibkan mengganti uang kerugian negara secara setimpal ditambah uang kerugian rakyat yang terzalimi dan lingkungan hidup (biaya sosial). Tentunya harus segera disahkan juga RUU Perampasan Aset Koruptor. Jika itu terwujud, maka rakyat Indonesia akan semakin terpenuhi hak hidupnya, bisa semakin sejahtera, dan memberikan efek jera kepada pelaku. Dengan demikian:

1. Tidak perlu ada lagi kenaikan tarif pajak, BBM, dan tagihan ini itu yang memberatkan rakyat. Jangan sampai kerugian negara akibat korupsi justru ditanggung oleh rakyat melalui kenaikan tarif pajak sementara penghasilan rakyat tidak naik. Itu kezaliman baru namanya 

2. Sembako terjangkau

3. Utang negara diminimalisir

4. Lapangan kerja diperluas. Kualitas tenaga kerja juga ditingkatkan

5. Kepercayaan investor meningkat 

6. UMR ditingkatkan

7. Fakir miskin dibantu

8. Usaha kecil dibina

9. Pabrik-pabrik yang terancam gulung tikar dibantu 

10. Fasilitas umum ditingkatkan, termasuk perbaikan layanan kesehatan, dan pendidikan yang terjangkau

11. Tidak akan ada lagi kasus warga depresi sampai bunuh diri akibat tekanan ekonomi, terjerat judol dan pinjol

12. Bisa bikin penjara yang membuat efek jera koruptor, bukan penjara yang disulap jadi hotel 

13. Lingkungan hidup yang rusak bisa segera dipulihkan walau tidak mungkin sampai pulih total. Ingat, bencana alam yang sering menimpa bangsa ini, akibat ulah oknum (salah satunya koruptor). Akibatnya, semua warga di sekitar bencana, mau yang baik atau jahat terkena dampaknya

14. Dan ujungnya, tingkat kriminalitas bisa menurun. Kriminalitas terjadi bukan semata akibat tekanan ekonomi, tapi juga kecemburuan sosial dan ketidakadilan hukum. Semua poin diatas bisa di-cover dari uang rampasan dari para koruptor ini. Negara harus lebih tegas memberantas segala macam bentuk korupsi, termasuk pungutan liar.


Mumpung di bulan suci Ramadan ini, semoga negara ini diberikan keberkahan, rakyatnya semakin sejahtera, pemimpinnya amanah, dan pemberantasan kasus kejahatan besar seperti korupsi harus sampai tuntas dengan penjatuhan hukuman yang lebih adil dan setimpal. Jangan hanya galaknya di awal saja.


Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english), ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan), serta keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya: 

Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com

Blog 3: listrikvic.blogspot.com 

Blog 4: petsvic.blogspot.com


Senin, 06 Januari 2025

Fenomena "No Viral No Justice" di Indonesia: Akar Masalah dan Solusi⚖️

Tidak terasa sudah berganti tahun menjadi 2025, semoga berkah dan sehat selalu untuk kita semua. Aamiin. Ini adalah artikel pertama saya di tahun 2025. Menarik, di tahun 2025 ini ada fenomena istilah "No Viral No Justice" di Indonesia yang tetap ramai dibicarakan sejak setahun terakhir ini. Hal ini menjadi menarik untuk dibahas. Arti dari istilah tersebut adalah jika tidak diviralkan di media sosial, ya tidak akan mendapatkan keadilan, terutama untuk rakyat kecil. Jadi harus viral dulu di media sosial, baru didengar dan direspons dengan baik. Mereka yang memviralkan bisa siapa saja, korban itu sendiri, warga sekitar atau orang terdekat yang merekam video lewat HP, dashcam mobil, maupun rekaman CCTV di sekitar lokasi. Keluh kesah di media sosial jauh lebih efektif menuai simpati dan solidaritas dari netizen yang mungkin tidak saling kenal dan mau tak mau menarik perhatian pihak terkait daripada harus melapor/mengadu langsung maupun lewat email. Ini secara tidak langsung merupakan kritik keras untuk penegakan hukum di Indonesia yang masih tebang pilih. Hukum tumpul ke atas tapi tajam ke bawah. Hukum tumpul ke atas karena pelaku orang kaya, punya power dan beking yang kuat, maka hukuman maksimal bisa diakali menjadi jauh lebih ringan. Sementara hukum tajam ke bawah, karena pelaku orang miskin, tidak punya power, dan tidak punya beking, maka hukuman diterapkan semaksimal mungkin. Namun, dengan adanya kontrol sosial ini (diviralkan dulu), banyak ketidakadilan mulai terungkap dan mengundang kemarahan masyarakat. Bentuk kontrol sosial ini juga merupakan kekurangpercayaan masyarakat terhadap para penegak hukum, terutama saat melapor dan melakukan pengaduan. Daripada mengadu langsung dengan banyak birokrasi dan tambahan biaya ini itu, lebih baik diviralkan saja.


Beberapa bulan terakhir kasus yang viral di Indonesia umumnya berkaitan dengan krisis moral. Pelaku umumnya punya power, kaya harta tapi miskin adab. Yang paling diingat adalah kasus pemukulan terhadap dokter koas, kasus penganiayaan terhadap karyawati toko roti, akhlak yang kurang terpuji dari seorang oknum pendakwah nasional terhadap pedagang es teh yang sebetulnya setia mengikuti kegiatan dakwahnya, aparat penegak hukum yang kurang responsif, dan beberapa kasus kriminal lainnya. Jujur, jika kasus tersebut tidak viral, bisa jadi pelakunya akan dibiarkan bebas dan bertingkah laku semakin seenaknya. Uniknya, setelah viral, bisa merembet ke mana-mana, seperti mengusut asal-usul harta kekayaan pelaku dan orangtua pelaku, apakah wajar atau tidak wajar. Lalu, hikmah bagi korban yang dizalimi mendapatkan dukungan banyak pihak, respons cepat pihak berwenang, simpati masyarakat, bahkan sampai donasi yang begitu besar, tiba-tiba kaya mendadak.


A. Akar Masalah 

1. Masyarakat yang menjadi korban dalam suatu kasus hukum sering dihadapkan dengan oknum penegak hukum yang dirasa masih banyak jumlahnya, terutama ketika akan melapor dan melakukan pengaduan. Oknum ini bukannya memberikan ketenangan, tapi malah mempersulit urusan orang dengan dibebani birokrasi yang ribet dan tambahan biaya. Sudah jatuh tertimpa tangga. Ingat kasus penembakan di rest area Tangerang Merak (masalah penggelapan mobil rental) baru-baru ini, korban, sang pemilik rental mobil, sempat melapor polisi minta didampingi tapi ditolak dengan alasan tertentu. Korban memilih mengejar sendiri bersama komunitasnya. Ending-nya korban justru tewas mengenaskan ditembak pelaku yang ternyata oknum TNI AL. Setelah kasus viral, baru polisi serius mengusutnya


2. Kurangnya teladan dari internal aparat penegak hukum itu sendiri. Bahkan sering kita lihat sesama internal aparat penegak hukum malah berkonflik


3. Tidak semua orang bisa menyelesaikan konflik dengan orang tak dikenalnya di tempat umum seperti menahan emosi. Misal konflik antar pengguna jalan raya. Banyak aksi koboi jalanan yang lebih mengedepankan emosi, tidak hanya membahayakan korbannya, tapi juga pengguna jalan lain. Selama ini masih sering terjadi, maka dengan memviralkan kejadian tersebut menjadi cara yang sangat efektif untuk memberikan efek jera, tidak hanya untuk pelaku, tapi juga aparat penegak hukum. Cara ini membuat orang harus semakin belajar mengendalikan emosi jika berkonflik di tempat umum


4. Rasio polisi di Indonesia dengan masyarakat Indonesia 1:574, atau 174 polisi untuk 100000 masyarakat, sangat jauh dari ideal, terutama dalam memberikan keamanan di jalan raya dan sekitarnya. Idealnya 1:300 untuk kota besar atau 333 polisi untuk 100000 masyarakat. Ini yang membuat kejahatan jalanan seperti begal, pencurian, dan berandal bermotor masih sulit diatasi. Patroli polisi pun menjadi sangat terbatas. Masyarakat yang sering beraktivitas malam hari harus memiliki cara pengamanan tersendiri ketika melewati jalan yang sepi di malam hari. Yang paling simpel adalah jangan pernah berkendara sendirian saat jam rawan


5. Adanya ego yang tinggi dari orang-orang yang selama ini merasa punya power dan melakukan kesalahan, lalu merasa gengsi untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan kepada oranglain yang dirugikan dan dianggap tidak berdaya. Ketika diviralkan oleh netizen, pelaku baru sadar dan malu sendiri. Ketika viral, maka kesalahan yang dilakukan pelaku pada dasarnya bisa menyakiti hati masyarakat secara umum, jadi harus membuat klarifikasi dan kalau perlu meminta maaf kepada masyarakat luas karena sudah membuat kegaduhan. Sejauh ini, cara seperti ini merupakan kontrol sosial terbaik yang ada di masyarakat. Biasanya akan dipertegas dengan kritik sosial yang bersifat menyindir, misal dengan munculnya meme/lelucon/parodi. Hal tersebut membuat mereka, terutama yang sudah terkenal berhati-hati ketika bertindak dan berbicara di depan umum, harus menjaga lisan jangan sampai ada yang tersinggung 


6. Adanya tebang pilih dalam menyelesaikan suatu kasus hukum. Ketika ada kasus hukum dianggap bukan prioritas, cenderung digantung, namun seketika berhasil diviralkan, maka penanganannya menjadi gercep karena sudah menarik perhatian banyak pihak dan demi menjaga citra aparat penegak hukum juga. Lalu masih ada beking-bekingan demi melindungi pelaku tertentu. Ini adalah fakta yang tidak bisa terbantahkan dan harus segera diatasi. Dengan diviralkan, maka akan cepat diusut 


7. Pemberian hukuman yang tidak adil seringkali membuat masyarakat lebih percaya pada sanksi sosial yang diberikan netizen. Contoh terakhir, pelaku kasus korupsi timah Rp. 300 triliun hanya dihukum ringan 6,5 tahun penjara (mungkin penjaranya pun bisa disulap jadi hotel) dan denda Rp. 1 miliar. Itupun hakimnya terlihat senyum bahagia, seperti kurang ada wibawanya di depan pelaku. Bandingkan dengan kasus korupsi yang lebih ringan di negara lain bisa dihukum mati atau kasus korupsi di negeri ini Rp. 1,1 triliun dengan pelaku Budi Said justru bisa lebih berat hukumannya (15 tahun penjara). Dengan memviralkan ketidakadilan, menjadi kontrol sosial yang efektif untuk mengawal kasus sampai sesuai dengan yang diharapkan


8. Masyarakat sekitar yang melihat konflik serius di tempat umum, ingin mencari aman juga, jangan sampai niat membantu malah disalahkan, dijadikan saksi, tersangka, atau malah mati konyol akibat jadi korban juga, maka dengan memviralkan setidaknya bentuk kontrol sosial dan kepekaan sosial yang paling aman juga. Tentunya ketika memviralkan sesuatu harus jelas informasi dan sumbernya. Akan terlihat mana yang benar dan salah jika pelaku maupun korban saling memviralkan. Atau keduanya memang salah🤭


9. Penegakan hukum yang dianggap masih pilih kasih, tumpul ke atas, lancip ke bawah. Jinak jika pelakunya orang kaya dan punya power, galak jika pelakunya orang miskin.

Solusi

1. Fenomena "No Viral No Justice" akan berkurang dengan sendirinya jika ada inovasi dan pelayanan yang lebih humanis, responsif, serta tidak berbelit-belit dari aparat penegak hukum itu sendiri, baik ketika melapor langsung (datang ke tempat) maupun tidak langsung (lewat email misalnya). Hilangkan kesan percuma lapor.... atau malah harus ada birokrasi ribet dan biaya ini itu agar cepat diusut. Tidak boleh ada pilih kasih lagi. Dan mereka harus selalu diingatkan bahwa mereka dibayar dari pajak rakyat. Jangan sampai korban yang melapor ditolak, dipingpong, dan membuat korban tambah bingung, nekat main hakim sendiri, atau nekat mencari pelaku sendiri hingga malah jadi korban


2. Beri apresiasi khusus kepada aparat penegak hukum yang baik, berprestasi, dan disukai masyarakat. Jadikan mereka teladan bagi rekannya dan cepat naik pangkat. Kalau perlu publikasikan agar masyarakat mengetahuinya. Selama ini, berita yang lebih cepat viral malah perilaku oknum aparat penegak hukum. Perlunya teladan ini sangat penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat 


3. Tingkatkan rasio aparat penegak hukum agar mencapai titik ideal. Seperti kepolisian, idealnya 333 polisi untuk 100000 masyarakat. Jika diperlukan, libatkan polisi swasta. Jika sudah ideal, patroli polisi pun akan lebih gencar dilakukan. Bertindak aktif, jangan menunggu laporan


4. Kerja sama dan studi banding dengan negara lain yang sudah lebih maju sistem hukum dan kepatuhan hukumnya, serta rendah korupsinya, seperti Denmark, Norwegia, dan Swedia. Sudah pasti penduduknya lebih makmur dan sejahtera. Sistem ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) diperlukan di sini, disesuaikan dengan kondisi bangsa dan karakteristik masyarakatnya. Sistem ATM hukum bahkan  ekonominya, mengingat kriminalitas meningkat faktor utamanya umumnya faktor ekonomi. Jangan jagonya ATM lagu-lagu top barat untuk dijadikan lagu dangdut sampai koplo, itupun rawan dituntut hak cipta kalau ketahuan 🤭. Jika ATM di bidang hukum sudah berhasil dilakukan, saya yakin fenomena "no viral no justice" akan berkurang dengan sendirinya


5. Edukasi tentang pentingnya kesadaran hukum, berpikir bijak ketika menghadapi konflik, cara menegur yang sopan, pengendalian emosi, berjiwa ksatria mengakui kesalahan, sampai menjaga kesehatan fisik maupun mental. Edukasi tersebut harus diajarkan sejak dini. Di kita, yang melanggar hukum (apalagi saat berlalu lintas) malah lebih galak daripada yang patuh hukum. Tingkatkan pula kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Krisis moral ini harus segera diatasi, kalau perlu ditambahkan dalam kurikulum pendidikan dengan mengurangi pelajaran ilmu yang semata-mata hanya berkaitan dengan otak kiri dan membuat jenuh siswa. Tentunya pendidikan moral ini sebaiknya dikombinasikan dengan kesehatan mental (pengendalian emosi), dan kepedulian sosial 


6. Terbuka menerima kritik dan saran yang membangun. Bukan sekedar numpang lewat saja, tapi direspons dengan baik untuk menjadi evaluasi ke depannya. Jika sarana pengaduan sudah humanis dan responsif, maka tidak perlu ada "harus viral dulu"


7. Perbaiki pola rekrutmen aparat penegak hukum. Kembali lagi terbuka menerima masukan, syarat apa yang harus diperbaiki, terutama yang berkaitan dengan attitude. Jangan sampai kita dengar konflik terjadi antar sesama aparat penegak hukum sampai saling bunuh. Belum lagi masih ada beking-bekingan untuk melindungi pelaku tertentu. Itu menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Jangan sampai ada anggapan, di internal saja sudah saling bunuh, apalagi dengan masyarakat biasa. Di samping itu, tingkatkan kekompakan dan koordinasi antar sesama para aparat penegak hukum, mulai dari kepolisian, kejaksaan, KPK, BPK, Satpol PP, sampai hakim. Juga, jangan lupakan juga peran tentara, walaupun bukan aparat penegak hukum (melainkan alat pertahanan negara), kehadiran mereka juga penting ketika terjadi konflik di masyarakat, gangguan keamanan, dan memberantas penyakit masyarakat 


8. Libatkan peran serta masyarakat ketika terjadi pelanggaran hukum. Beri mereka apresiasi khusus, terutama jika kasus hukumnya serius


9. Pemberian hukuman harus seadil-adilnya, tidak boleh ada lagi pilih kasih.


Harus diakui, kontrol sosial terbaik di negeri ini adalah VIRALKAN & NETIZEN. Jika sudah viral, maka respons gercep dari pihak berwenang karena kasus sudah menjadi perhatian publik dan jika tidak cepat direspons takut merusak citra aparat penegak hukum, menurunkan kepercayaan masyarakat, dan meruntuhkan wibawa pemerintah.


Keadilan hukum di dunia memang tidaklah sempurna dan terkadang merugikan mereka yang lemah. Tapi, percayalah, semuanya akan dibalas setimpal lewat keadilan yang sesungguhnya, yaitu keadilan Allah Swt di akhirat kelak.


Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english), ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan), serta keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya: 

Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com

Blog 3: listrikvic.blogspot.com 

Blog 4: petsvic.blogspot.com




Manajemen Puasa saat Mudik Lebaran

Bagaimana ibadah puasanya kawan? Semoga tetap semangat, dilancarkan semua ibadahnya, berkah, mudiknya selamat, silaturahimnya terjaga, Lebar...